Demi jiwaku yang ada dalam genggaman-Mu
Bawa aku menuju jalan-jalan ke arah-Mu
Demi kekeringan yang melanda kampung halamanku
Beri aku benih yang tumbuh di jari manis-Mu
Demi jiwaku yang ada dalam genggaman-Mu
Bawa aku menuju jalan-jalan ke arah-Mu
Demi kekeringan yang melanda kampung halamanku
Beri aku benih yang tumbuh di jari manis-Mu
Menyelami kutipan terkenal dari Bung Hatta yang berbunyi "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas." Hal itu berhubungan erat dengan kecintaan beliau terhadap buku. Bagi Wakil Presiden pertama Indonesia ini buku ibarat harta karun yang tak ternilai harganya. Kecintaannya terhadap buku menunjukan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, dan sungguh ia tunjukan denga sikap nyata.
Bung Hatta pertama kali menyukai
buku sejak usia muda, sekitar usia 17 tahun di mana beliau mulai mengkoleksi
buku. Koleksi tersbut makin bertambah banyak ketika Bung Hatta kuliah di
Belanda, hingga pada saat pulang jumlahnya mencapai 16 peti. Uniknya lagi, dengan
koleksi buku sebanyak itu Bung Hatta kerap membawanya kemanapun ia pergi, mulai
dari pengasingan di Boven Digul, Banda Neira, hingga Bangka dan kembali ke
ibukota.
Sepertinya ada sekitar 15 menit saya menatap layar monitor. Semakin kesini menulis jadi semakin susah. Entah semakin susah atau semakin malas. Padahal dulu setiap mau nulis bisa niat banget ke warnet, karena dulu di rumah belum ada komputer, bahkan ketika sudah ada komputer pun tetap harus berjalan kaki ke warnet demi mengunggahnya ke blog. Lalu pernah juga niat banget menjadi jurnalis lepas untuk media lokal Bandung tanpa bayaran sama sekali, padahal saya melakukan perjalanan sangat jauh dari rumah di daerah Soreang ke tempat konser di Dago Tea House. Kalau orang Bandung pasti tahu sejauh apa jarak Soreang ke Dago Tea House.
Semua ‘perjuangan’ itu baru kebayar bertahun-tahun setelahnya ketika surat kabar Pikiran Rakyat mau membayar tulisan saya sebesar 250 ribu untuk satu artikel. Lalu setelahnya saya banyak mendapat tawaran menulis, hingga ‘puncaknya’ pada tahun 2017 ketika saya bergabung dengan Atap Promotion dan ditugasi menjadi jurnalis untuk media DCDC.
Uniknya, selama kurang lebih 6 tahun kerja disana, nyatanya pekerjaan saya tidak hanya meliputi urusan tulis menulis saja, karena disana saya juga saya mengerjakan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan acara. Singkatnya, Atap Promotion merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event organizer dan digital agency. Di kantor itu ada team yang biasa mengurusi urusan event dan urusan digital. Saya sebenarnya tergabung di team digital, di mana jobdesk utamanya mengurusi urusan content website, sosial media, atau pun hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan content digital dari klien yang bekerja sama dengan Atap Promotion. Namun belakangan, saya juga kadang diminta gabung jadi team event.
Jumat, 9 Februari 2024. Udah kelewat jauh dari rencana awal pengen nulis di blog. Niat awalnya, Januari pertama 2024 pengen nulis di blog, karena memang pada momen itu ada cerita menarik yang pengen ditulis soal kerjaan baru saya. Lalu gagal karena kesibukan. Selanjutnya, pengen nulis di akhir Januari, karena ngambil momen ulang tahun, sebagai bentuk refleksi pertambahan angka yang menginjak 36 tahun. Gagal lagi. Juga sama, karena kesibukan. Lalu niat lagi nulis pada awal Februari karena bertepatan dengan ulang tahun Nadja, anak kedua saya yang tahun ini berusia dua tahun. Nah mungkin ini yang paling mendekati karena momennya gak terlalu jauh lah. Dari tanggal 4 ke tanggal 9. Ini pun ada waktu karena libur tanggal merah. Subuh-subuh, pas anak-anak masih tidur. Karena kalau sudah bangun, jangankan nulis di blog, mau senderan aja susah, karena diminta nemenin mereka main terus hahaha.
Ok kita mulai saja ya. Awal tahun
2024, tepatnya sekitar tanggal tiga Januari, saya mulai kerja lagi di
perusahaan baru. Setelah sebelumnya, tiga bulan menjelang akhir 2023 saya menghabiskan
waktu bekerja di perusahaan temen saya. Namun karena satu dan lain hal saya
memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Tak berselang lama, partner siaran
saya di DCDC D’Podcast, Mang Alga menawari saya untuk bergabung di ITB Press. Sebuah
perusahaan penerbitan dan percetakan di bawah universitas ITB yang dia
kelola. Tawarannya saya iyakan karena memang saya lagi butuh kerjaan dan begitu
dikasih penawaran soal gaji angkanya masuk di hitungan saya hahaha. Jadi lah
mulai awal Januari 2024 saya kerja di ITB Press.